Senin, 04 Desember 2023

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

 Darwis – CGP Angkatan 9 – SMP Negeri 3 Bissappu

Alhamdulillah bisa mempelajari materi baru, yaitu coaching untuk supervisi akademik. Materi ini menarik dan bisa langsung Saya praktikkan di kelas maupun dilingkungan sekoalah. Misalnya dengan menerapkan percakapan coaching dengan rekan sejawat. Tapi terkadang agak kesel juga saat menerapkannya, terkadang masih kaku dan kesulitan untuk sesuai alur TIRTA, apalagi dalam menyampaikan pertanyaan berbobot. Untuk itu, Saya harus terus berefleksi dan berlatih. Semoga bisa lebih baik. Dan Saya yakin, jika Saya konsisten terus berlatih Saya yakin bisa melakukan percakapan coaching dengan alur TIRTA dengan lebih baik. Mudah-mudahan keterampilan coaching Saya bisa lebih dari contoh-contoh video yang ada pada modul 2.3 ini. Hehehe .... Dan semoga Saya bisa membantu rekan-rekan sejawat yang butuh untuk di coaching. Agar Mereka dan Saya bisa menemukan solusi, dan menjadikan atau menciptakan lingkungan atau suasana belajar yang menyenangkan.

Dokumentasi Praktik Coaching 
  • Berbicara peran Saya sebagai coach di sekolah, Saya rasa belum terlalu banyak yang bisa dibicarakan. Karena Saya baru mempelajari materi coaching untuk supervisi akademik. Namun demikian Saya mulai menerapkan percakapan coaching dengan alur TIRTA jika ada teman yang curhat dengan keadaan kelasnya. Namun Saya merefleksi diri setelah melakukan percakapan dengan rekan sejawat, terkadang percakapan yang Saya bangun masih kurang sesuai dengan alur TIRTA. Saya masih perlu banyak berlatih dalam melakukan percakapan coaching. Saya masih perlu lebih memahami alur TIRTA serta masih harus berlatih menyusun dan menyampaikan pertanyaan berbobot saat melakukan percakapan coaching. Selain harus meningkatkan kemampuan menyanpaikan pertanyaan berbobot, Saya juga masih perlu memperbaiki kesadaran diri agar bisa menahan diri untuk tidak memberikan asumsi atau solusi dalam percakapan coaching. Saya rasa itu refleksi Saya berkaitan dengan peran Saya sebagai coach. Dan bagaimana keterkaitan coaching untuk supervisi akademik dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi? Saya rasa materi coaching melalui percakapan coaching bisa digunakan untuk mengidentifikasi minat, gaya belajar, dan kesiapan belajar murid. Sehingga bisa membantu dalam perencanaan pembelajaran berdiferensiasi. Kemudian keterkaitan coaching untuk supervisi akademik dengan pembelajaran sosial dan emosi yaitu dengan memiliki kompetensi sosial dan emosi, menurut Saya Kita bisa melakukan coaching dengan lebih baik. Dengan kesadaran diri, Kita bisa menahan diri untuk tidak memberi solusi dalam percakapan coaching. Kemudian dengan kesadaran sosial kita bisa menghadirkan empati dan presence dalam mendengarkan coachee bercerita tentang tantangan yang Dia hadapi. Demikian juga, dengan melakukan percakapan coaching dengan rekan sejawat dapat membangun atau meningkatkan keterhubungan relasi dengan rekan sejawat. Saya akan berusaha menambahkan penjelasan keterkaitan coaching untuk supervisi akademik dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi, setelah menyimak elaborasi pemahaman yang akan diadakan sebentar sore, pada pukul 15.30 sampai 17.00 WITA. Materi elaborasi pemahaman akan dibawakan oleh Bapak Instruktur Akhmad Waras. Alhamdulillah setelah menyimak materi dari Bapak Instruktur Akhmad Waras, Saya mendapat banyak insight dari beliau. Beliau membawakan materi begitu lugas dan terstruktur serta menarik. Hal yang bisa Saya tambahkan setelah menyimak materi, bahwa coaching adalah salah satu proses “Menuntun” sesuai dengan pandangan Bapak Ki Hajar Dewantara. Dalam coaching seorang coach menuntun coachee untuk menemukan solusi atas tantangan yang dihadapinya.
  • Lalu bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin  pembelajaran? Saya rasa keterkaitannya sangat erat. Dengan keterampilan coaching, kita dapat membantu dalam perencanaan, refleksi, kalibrasi, dan bahkan dalam pemecahan masalah yang dihadap dalam kelas maupun dilingkungan sekolah, bahkan dilingkungan masyarakat.