Selasa, 23 April 2024

Aneka (Anekdot Kreatifitas Anak)

Perencanaan

Bayangkan di kelas, murid berbagi cerita apa yang telah dibacanya dan mereka begitu senang dan tertawa dengan mendengar cerita. Tapi ini cerita bukan sekedar cerita, tetapi cerita lucu yang selain menghibur juga melatih kecerdasan emosional dan spritual.


Program ini awalnya muncul dari keluhan beberapa orang Guru yang mengungkapkan kurangnya minat baca Murid, dan rapor pendidikan sekolah yang masih perlu ditingkatkan pada kemampuan literasi, serta suara Murid yang mau meningkatkan kemampuan literasi dengan cara yang menyenangkan. Mereka memilih berbagai jenis alternatif bacaan antara lain Novel, Komik, Cerpen, Koran, dan Cerita Humor. Pada akhirnya mereka memilih cerita humor yang diberi nama “ANEKA (Anekdot Kreatifitas Anak)”. Anekdot yang dibacakan Murid, selain lucu juga mengandung pesan yang bisa melatih kecerdasan SQ, EQ, dan IQ.






Pelaksanaan Program

Program ini dilaksanakan 5 menit di awal pembelajaran. Murid membacakan cerita secara bergiliran. Cerita bisa dibuat sendiri, atau cerita bisa diambil dari buku, majalah, surat kabar, internet, dll. Di awal program Murid sepakat ditunjuk oleh Guru, dipertemuan berikutnya Murid yang membaca cerita yang akan menunjuk temannya.




Hasil

·           Murid tertarik membaca cerita

·           Perbendaharaan kata meningkat

·           Ada engagement yang baik antara Guru dan Murid, serta Murid dengan Murid yang lain

·           Peningkatan rasa percaya diri dan tanggung jawab





Jumat, 16 Februari 2024

Rangkuman Koneksi antar Materi Modul 3.1

Pada modul kali ini membahas pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Dalam modul ini kita diajarkan dalam mengambil keputusan harus berpihak kepada murid, yang bisa menunjukkan keteladanan bagi murid. Dalam mengambil keputusan maka kita akan berpijak pada nilai-nilai yang diyakini, yaitu nilai-nilai kebajikan universal.

Modul ini juga berkaitan dengan materi coaching. Dengan coaching dapat membantu kita dalam menggali masalah, lalu mengidentifikasinya, mencari solusi, sehingga sangat membantu dalam pengambilan keputusan. Selanjutnya kita bisa menguji keputusan yang kita ambil dengan pengujian benar atau salah atau pengujian 9 langkah pengambilan keputusan. Bukan hanya materi coaching, modul ini juga berkaitan dengan pembelajaran sosial emosional. Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika. Dengan mengelola dan menyadari aspek sosial emosional seorang guru dapat mengambil keputusan dengan lebih tenang. Sehingga bisa melihat masalah atau tantangan yang dihadapi dengan melihat dari berbagai sudut pandang. Serta bisa berkonsultasi atau meminta pendapat rekan sejawat dalam mengambil keputusan.

Dalam kasus yang berkaitan dengan moral, maka kita harus tegas untuk melakukan hal yang benar, karena pilihannya hanya benar atau salah. Sedangkan untuk kasus dilema etika bisa mengambil keputusan dengan memperhatikan dampak yang timbul dari keputusan yang diambil meskipun pada keadaan keputusan yang akan diambil semua benar atau sama-sama benar. Tentu saja nilai-nilai yang dianut seorang pendidik akan berpengaruh terhadap keputusan yang diambil. Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Karena keputusan yang tepat akan mendapatkan kepuasan dan rasa diterima dalam masyarakat yang terdampak dari pengambilan keputusan tersebut. Beberapa tantangan-tantangan di lingkungan Saya untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika antara lain adanya rasa kasihan, prinsip keadilan dan rasa bersalah karena melanggar peraturan.

Dalam setiap pengambilan keputusan berkaitan pembelajaran di kelas, tentu memiliki pengaruh, pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita yaitu jika kita mengambil keputusan yang tepat dalam pembelajaran maka akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan yang berorientasi kepada murid. Agar kita dapat memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda maka kita harus bisa mengidentifikasi kebutuhan belajar murid kita. Hal ini sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi.

Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya karena murid akan mencontoh atau meneladani gurunya. Modul ini sangat membantu dalam memahami tentang bujukan moral dan dilema etika. Sehingga membantu kepala sekolah, guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan. Modul ini bisa dikaitkan dengan filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu mengenai keteladanan dan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid. Selain itu, jika mengingat kembali materi coaching maka modul ini juga bisa dikaitkan dengan teknik coaching untuk menyelesaikan sebuah tantangan atau masalah yang sangat berkaitan dengan pengambilan keputusan. Bukan hanya itu, modul ini juga terkait dengan pembelajaran sosial emosional serta pembelajaran berdiferensiasi.

Berikut adalah pemahaman Saya tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, antara lain mengenai dilema etika yaitu situasi dimana kita harus mengambil suatu keputusan dimana ada nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar, namun saling bertentangan. Sedangkan Bujukan moral adalah situasi dimana seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah.

Selanjutnya 4 paradigma pengambilan keputusan Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:

1. Individu lawan kelompok (individual vs community)

2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term).

 

3 prinsip pengambilan keputusan Ketiga prinsip tersebut adalah:

1.      Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

2.      Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)


Selanjutnya mengenai 9 langkah pengambilan yaitu:

1.      Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

2.      Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

3.      Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

4.      Pengujian benar atau salah.

5.      Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.

6.      Melakukan Prinsip Resolusi.

7.      Investigasi Opsi Trilema.

8.      Buat Keputusan.

9.      Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

 

Untuk pengujian keputusan yaitu:

1.      Uji Legal

2.      Uji Regulasi/Standar Profesional

3.      Uji Intuisi

4.      Uji Publikasi

5.      Uji Panutan/Idola.

 

Menurut yang Saya yang diluar dugaan pada modul ini bagi Saya adalah dilema etika, melalui modul ini, Saya mempelajari banyak hal tentang dilema etika. Awalnya Saya tidak memahami tentang bujukan moral dan dilema etika, setelah mempelajari modul ini, Saya mulai memahami materi bujukan moral dan dilema etika. Setelah mempelajari modul ini, Saya mengalami perubahan dalam mengambil keputusan yaitu dulu Saya fokus pada peraturan sekarang Saya mulai berpikir berbasis rasa peduli. Bagi Saya, sangat penting mempelajari modul ini.